"Kuntjung", namanya yang sebenarnya kwik tjin pang, tinggal di solo. Kuntjung tidak pernah sekolah, pada umur 12 ayahnya meninggal membuat dia mengambil keputusan keluar rumah dan bekerja ditoko liem boen kiat dengan gaji 1 sen sehari. Setelah bekerja selama 5 tahun gajinya naik menjadi 5 sen sehari, diwaktu senggang ia belajar membaca dan menulis dengan bantuan temannya.
Karena ingin maju Kuntjung pindah kerja pada toko lain yang lebih besar milik sie sik hok yang berdagang batik,jamu2 dll. Belakangan ia dijadikan penjual keliling, dibelikan sepeda dan disuruh menjual malam (lilin) untuk membatik. Keluarga sie menyayangi Kuntjung terutama putra mereka siauw tjing yang seringkali mentraktir makanan.
Kuntjung berkenalan dengan pemain kroncong dibelakang toko yang membuatnya tertarik dan belajar bermain gitar dan lagu2 kroncong. Akhirnya pagi hari bekerja ditoko dan malam hari ikut rombongan kroncong, akibatnya ia sering mengantuk dalam bekerja dan tuan sie menjadi marah. Kuntjung mengambil keputusan untuk berhenti bekerja dan menjadi pemain musik dengan penghasilan yang tidak pasti.
👉KLIK NONTON LIVE STREAMING FA CUP 2025 DI SINI👈
Akhirnya bintang Kuntjung menjadi terang, 2 kenalannya ong siong tjoen dan tjio king sian pemilik pabrik rokok "marikangen" mengajak Kuntjung membentuk orkes kroncong dengan nama "Kwik". Diwaktu2 senggang jika orkesnya tidak main, Kuntjung turut serta dalam rombongan keroncong Mata Roda (suprapti) yang sering tampil diberbagai tempat.
Disitulah Kuntjung mulai belajar melawak. Kuntjung pandai menarik perhatian dengan lelucon2nya dan kejenakannya. Pada masa jepang fred young yang tengah membentuk sandiwara "Bintang Surabaya" melihat Kuntjung melawak di jogja dan tertarik hati dengan leluconnya. Kuntjung diajak bergabung "Bintang Surabaya". (diambil dari majalah star weekly no.645, 10 mei 1958)