KAPAN BAHASA TAE MENGGESER BAHASA TO WARE, BUGIS DI KERAJAAN LUWU?

0

BAHASA TAE LUWU


Proses Bahasa Tae menggeser Bahasa To Ware dan Bahasa Bugis di Kedatuan Luwu berlangsung secara bertahap dan dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, politik, dan budaya. Tidak ada tanggal pasti, tetapi peralihan ini dapat ditelusuri dalam beberapa tahap berikut:


1. Masa Awal Kedatuan Luwu Sebelum Abad ke−14
Pada masa awal Kedatuan Luwu, Bahasa To Ware kemungkinan besar digunakan masyarakat awal Luwu, khususnya di daerah seperti Pattimang, Malili, dan Cerekang. Bahasa ini mungkin merupakan salah satu bahasa asli masyarakat lokal sebelum dominasi Austronesia lebih kuat.
Bahasa Tae mulai berkembang dari Bahasa Austronesia awal, tapi kemungkinan besar pd masa ini masih dlm tahap awal penggunaannya.
2. Munculnya Pengaruh Bugis Abad ke−14 s/d 15.
Kerajaan Luwu menjalin hubungan erat dgn masyarakta Bugis di Sulawesi Selatan, seperti Bone dan Wajo.
Bahasa Bugis mulai memiliki pengaruh yg kuat dlm lingkungan Kedatuan Luwu, terutama dlm administrasi dan diplomasi. Bahasa Tae mulai berkembang lebih signifikan sbg bahasa masyarakat Luwu, terutama di pedalaman, tp mungkin masih berada di bawah dominasi Bahasa Bugis dlm konteks resmi kerajaan.

3. Abad ke-16: Islamisasi dan Konsolidasi Bahasa Tae
Pada abad ke-16, Kerajaan Luwu mengalami proses Islamisasi. Islamisasi ini membawa perubahan besar dalam budaya, agama, dan bahasa. Pada periode ini, Bahasa Tae mulai menjadi dominan , terutama setelah penyebaran Islam di kalangan masyarakat Luwu, karena Tae lebih akrab di kalangan rakyat biasa dibandingkan Bahasa Bugis atau To Ware. Bahasa Bugis tetap digunakan di kalangan aristokrasi dan untuk hubungan antar kerajaan, tetapi Bahasa Tae mulai menggantikan perannya di banyak wilayah sehari-hari dan adat.


4. Peralihan Penuh Abad ke−17 hingga ke−18
Seiring waktu, Bahasa Tae menggantikan Bahasa To Ware hampir sepenuhnya di wilayah inti Kedatuan Luwu. Bahasa To Ware tersisih ke komunitas-komunitas kecil di daerah seperti Wotu dan Cerekang, yang lebih terpencil.
Bahasa Bugis juga semakin tergeser dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Luwu, meskipun tetap memiliki status penting di bidang diplomasi dan dokumen resmi.



Faktor-Faktor Penyebab Pergeseran:
1. Dominasi Politik Kerajaan Luwu 
Bahasa Tae lebih erat kaitannya dengan identitas masyarakat Luwu, sehingga menjadi bahasa yang diutamakan. 
2. Islamisasi
Penyebaran Islam membawa perubahan sosial yang memperkuat penggunaan Bahasa Tae dalam konteks keagamaan dan adat. 
3. Mobilitas Sosial
Bahasa Tae lebih banyak digunakan oleh rakyat jelata dibandingkan Bahasa Bugis, sehingga lebih mudah menyebar.
4. Merosotnya Bahasa To Ware
Bahasa To Ware terpinggirkan seiring dengan urbanisasi dan sentralisasi di bawah Kerajaan Luwu.


Kesimpulan:
Bahasa Tae mulai menggeser Bahasa To Ware dan Bugis secara bertahap dari abad ke-16 hingga ke-18 , terutama dengan dukungan dari Kedatuan Luwu dan proses Islamisasi. Pada masa ini, Bahasa Tae menjadi bahasa utama masyarakat Luwu, sedangkan Bahasa To Ware tersisih ke komunitas kecil dan Bahasa Bugis tetap digunakan secara terbatas di kalangan aristokrasi dan diplomasi.

Post a Comment

0 Comments
* Tolong Jangan Ngespam Ya. Semua komentar akan ditinjau oleh Admin.
Post a Comment (0)