Mengapa di Indonesia jarang terdengar perampokan bank seperti yang ada di film Barat?

2

ALASAN PERTAMA

Karena di film Barat, banknya tidak didesain seperti gedung bank swasta paling top di Indonesia, BCA. Desain BCA itu susah untuk dirampok. Saya pahami ini, saat dulu sering banget berurusan dengan kasir BCA dan agak jengkel, karena kasir itu biasanya di lantai 2 dan—di beberapa kantor cabang kecil lewat tangga yang sempit.

Lihat gambar di bawah.

Mengapa di Indonesia jarang terdengar perampokan bank seperti yang ada di film Barat?



Kalau Anda jadi perampok, setelah menentukan target, logika berikutnya adalah merancang jalur pelarian. Percuma dapat duit rampokan besar kalau tidak bisa melarikan diri dan malah tertangkap.

Nah, misalnya targetnya kasir bank. Maka, harus cari kasir yang tidak jauh dengan dengan kendaraan yang menunggu (kalau di kota besar Indonesia, idealnya sepeda motor karena gampang nyelusup). Kalau banknya seperti di film-film Barat, itu jarak kasir dan pintu hanya sekitar 3–5 meter dan di luar pintu, langsung jalan raya.

Di BCA, tidak bisa seperti itu. 

Pertama, bank KCU di atas misalnya, motor harus diparkir jauh dari gedung. Sudah begitu, jalannya mesti mutar-mutar. Memang ada jalur mobil di depan lobi, tapi kalaupun merampok bawa mobil, mobil tak bisa menunggu. Hanya drop off atau pick up di situ.

Kedua, BCA itu biasanya menaruh kasir di lantai dua. Harus lewat tangga yang, biasanya, tidak lurus. Lantai pertama isinya ATM dan customer service. Percuma kan merampok customer service, kecuali kalau mau minta nomer WA doang.

Ketiga, di kantor cabang yang kecil, kasir juga tetap ditaruh di lantai dua. Jadi, biarpun gedung sama jalan raya dekat—secara teori bisa naruh kendaraan yang menunggu di situ—tapi si perampok masih kesulitan. Mereka mesti jalan lewat tangga.

Dulu, belasan tahun lalu, saya masih nemu kantor cabang yang kasirnya di lantai 1. Misalnya di BCA Utan Kayu, tapi sekarang rasanya tidak pernah lihat.

Keempat, mau merampok vault seperti gambar di bawah?


Mengapa di Indonesia jarang terdengar perampokan bank seperti yang ada di film Barat?


Saya tidak tahu di mana BCA taruh vault. Tapi dahulu sodara pernah kerja di sebuah kantor yang, semula, bekas kantor bank besar. Nah, itu di kantornya, masih ada vault, posisinya di lantai paling atas. Jadi, kalau Anda merampok, mesti pakai lift.

Dan seumur hidup, saya belum pernah dengar perampok yang pakai lift.


ALASAN KEDUA

Risk dan rewardnya jomplang. Bank di Indonesia pengamanannya ketat sehingga tidak jadi target yang bagus untuk para kriminal. Di luar negeri pun angka perampokan bank sudah turun.

Mengapa di Indonesia jarang terdengar perampokan bank seperti yang ada di film Barat?


Yang digambarkan di Hollywood itu sebenarnya kejahatan gaya lama tahun 70 dan 80-an saat technology belum maju. Pada saat itu 2–3 orang bersenjata berat menggunakan Balaclava dapat masuk ke bank dan dalam 2 menit mereka keluar membawa $10–20,000 atau setara 130–270 juta, setelah itu mereka langsung ngebut dan tidak terlacak. Jadi bisa untung besar dalam waktu singkat. Dengan adanya technology, merampok bank menjadi semakin riskan, di sekitar bank ada CCTV dan uang yang dipegang bank ada alat pelacak dan dye bomb. Bahkan ada perampokan bank yang ditangkap karena tracking handphone.

Di Indonesia kejahatan perampokan bersenjata diruang publik sendiri jarang terjadi sehingga jika ada langsung mendapat respons yang besar dari kepolisian. Yang ada malah anda dikejar habis-habisan dan kalau ditemukan ya harus mengucapkan selamat tinggal pada dengkul anda.

Walaupun di US ada 4000 perampokan bank tiap tahun orang-orang yang sekarang merampok bank itu amatiran, kriminal professional sudah beralih ke bisnis narkoba atau bisnis merampok bandar narkoba. Pelakunya itu penagih narkoba yang tidak bisa mikir atau orang-orang yang benar-benar desperate sehingga tidak takut mati mereka modal pistol 1–2 juta dari internet langsung beraksi. Kalau di Indonesia anda mau beli pistol dari mana? Kalau pakai pisau bisa tapi tidak efektif karena satpam satu bank ada 5 orang sedangkan perampok paling pol ya 5 orang juga.

Intinya ya merampok bank itu kejahatan konyol di Indonesia para kriminal tidak bodoh-bodoh amat. Lebih banyak target empuk yang bisa dirampok. Perampokan bank di Indonesia pelakunya yang sudah tidak takut mati dan perlu dana besar antara yang nekat atau teroris.


ALASAN KETIGA

Menurut saya karena memang tidak ada senjatanya.

Mengapa di Indonesia jarang terdengar perampokan bank seperti yang ada di film Barat?


Perampokan bank itu kalau di luar negeri macam AS, tampak sering mungkin dikarenakan di sana memang konstitusi negaranya membebaskan hak kepemilikan senjata api kepada masyarakat. Hal ini tentu membuat banyak orang mudah membeli dan memiliki senjata api sedangkan di Indonesia beruntungnya ada peraturan ketat yang melarang peredaran senjata api secara umum.

Jadi orang tidak bakal nekat mau melakukan perampokan bank karena senjatanya tidak membuat takut orang - orang yang berada dalam bank, satpam bank saja terkadang kelihatan bawa pisau militer kok. Makanya paling mentok sering itu hanya upaya perampokan lewat ATM dibobol saja, karena memang jauh lebih mudah dan masuk akal dibandingkan merampok kantor cabang bank tertentu.

Tapi tentu orang Indonesia tidak kalah cerdiknya kok, tidak perlu merampok bank cukup korupsi saja jauh lebih aman mainnya.

Post a Comment

2 Comments
* Tolong Jangan Ngespam Ya. Semua komentar akan ditinjau oleh Admin.
Post a Comment