Siapakah Yang Lebih Sedih Saat Indonesia Merdeka, Jepang atau Belanda?

Jelas, Belanda yang lebih sedih. Karena orang-orang Belanda sangat meromantisasi kehidupan alam di Hindia Belanda. Mereka membayangkan tanah tropis yang hijau dengan makanan yang enak-enak serta pembantu yang tunduk. Romantisasi ini diwujudkan dalam genre seni lukis yang bernama Mooi Indie. Dan, Belanda siap bertempur kembali membabat pejuang kemerdekaan Indonesia setelah lelah bertempur melawan Jerman. 

Orang Belanda yang bodoh jelas akan diperlakukan sebagai warga kelas pertama di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina bahkan mengundurkan diri setelah Belanda ditekan oleh Amerika Serikat, India, dan negara-negara Arab untuk membiarkan Indonesia merdeka.

Belanda, itu terbukti mereka sampai mengirim tentara untuk melakukan aksi yang biasa kita kenal Agresi Militer Belanda. Selain pemerintah Belanda kehilangan kekuasaan di Indonesia, banyak sekali pengusaha pengusaha Belanda yang kehilangan aset mereka di Indonesia. 

Kehilangan sumber daya alam, tidaklah seberapa bagi Belanda, namun lihatlah, berapa banyak bangunan peninggalan Belanda di Indonesia. Itu semua terpaksa ditinggal di Indonesia. Padahal secara hukum, Bangunan itu milik mereka. Maka dari itu proses perundingan kemerdekaan sangat sulit, karena hal itu.

Sementara Jepang tidak akan bersedih. Karena banyak perangkat-perangkat yang disiapkan untuk kemerdekaan Indonesia itu disiapkan oleh militer Jepang. POLRI, TNI, RT, RW, Linmas, Siskamling, Dwitunggal Soekarno-Hatta, MPR, dsb merupakan warisan Jepang. 

Kalau Indonesia gagal merdeka dan wilayahnya diambilalih oleh sekutu, maka apa saja yang telah disiapkan oleh Jepang akan menjadi sia-sia. Bahkan sebelum 1942, Jepang memang sudah berniat memerdekakan Indonesia dengan menjadikan Indonesia sebagai negara vassal. 

Seperti Manchuria. Dengan catatan, kalau Amerika Serikat sukses dipukul mundur di Front Pasifik. Kekejaman Jepang serta penjajahan Jepang terjadi karena kekalahan Jepang di Pasifik. Jepang meskipun kejam juga sangat adil saat memerintah. Jepang memperkenalkan hukum yang adil tanpa pandang bulu, berbeda halnya dengan Belanda yang memerintah warga lokal di Indonesia dengan kebijakan rasis apartheid. Belanda juga membiarkan praktik korupsi pejabat lokal.

Sedangkan Jepang, sebenarnya juga tidak terlalu suka Indonesia merdeka secepat itu, karena dengan berita kemerdekaan, orang Indonesia menjadi "agresif". Semua orang asing yang penjajah, diserang. Tak lain juga orang Jepang di Indonesia yang belum bisa pulang.