Meriam Ottoman dikenal sebagai "Basilica"atau "Dardanelles Gun" merupakan senjata yang sangat besar. Beratnya mencapai 20 ton lebih dengan kemampuan menembak bebatuan lebih dari 1200 lbs atau lebih dari 500kg. Meriam ini pernah digunakan kekaisaran Ottoman dalam pengepungan Konstantinopel pada 1453, dalam upaya mengambil alih kota dari kendali kerajaan Byzantium.
Ada beberapa penyebab, mengapa membutuhkan lebih dari 3 jam untuk memuat ulang meriam ini.
Pertama
Meriam ini begitu besar dan berat sehingga membutuhkan banyak orang untuk memindahkan pada posisi yang ditentukan serta proses mengisi ulangnya. Proses ini membutuhkan waktu, apalagi bisa dibayangkan betapa kacau situasi pada saat pengepungan terjadi.
Kedua
Proyektil yang digunakan adalah peluru batu, sehingga membutuhkan banyak tenaga untuk memuat kedalam barel meriam. Belum lagi proses pengisian mesiu dan pendorongan peluru tersebut ke dasar meriam, tentu saja ini menjadi proses yang sangat panjang untuk meriam sekelas Basilika.
Ketiga
Perlu diingat bahwa pengisian ulang proyektil meriam bergantung pada ketersedian bubuk mesiu dan efektifitas kerja tim. Dalam hal ini, sangatlah memungkinkan, proses pengisian ulang terhambat oleh ketersediaan bahan peledak atau rotasi anggota tim agar mereka mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan mampu bekerja secara efisien.
Basilica merupakan senjata ampuh pada zamannya, namun membutuhkan jumlah waktu dan tenaga yang signifikan agar dapat digunakan, dan berimbas pada jumlah tembakan relatif lebih lambat.
Keempat
Saat ditembakan laras meriam menjadi panas, sehingga dibutuhkan waktu untuk mendinginkan semua komponen, jika akan dipaksakan untuk menembakkan lagi, bisa beresiko, meriam akan meledak.
https://justpaste.it/4458g
ReplyDelete