KEPAHLAWANAN DARI MAROKO

1

KEPAHLAWANAN DARI MAROKO

Kelihatannya Maroko lagi naik daun dan sering disebut-sebut karena pemain bolanya bisa masuk ke semifinal piala dunia. Namun sayangnya banyak orang Islam yang tidak tahu, dahulu Maroko pernah juga menjadi buah bibir karena telah melahirkan para pahlawan besar untuk kaum muslimin.

Kebanyakan kita buta dari sejarah daulah al Murabithun, padahal ia adalah salah satu daulah Islam yang memiliki jasa sangat besar terutama dalam membantu kaum muslimin yang tertindas di Andalusia kala itu.
Al Murabithun secara bahasa artinya kelompok yang bersiap siaga. Nama ini sendiri berkaitan dengan nama tempat tinggal mereka. Pada awalnya gerakan al Murabithun menempati ribat (semacam madrasah) yang dikelilingi oleh benteng yang kuat.
Daulah ini berdiri pada abad ke 5 H yang mana di masa itu Kekhalifahan Abasiyah yang berpusat di Baghdad mulai melemah. Berkuasa kurang lebih 93 tahun hingga mengalami masa keruntuhannya.
Daulah Islam Murabithun awal mulanya adalah gerakan dakwah semi militer yang anggotanya hanya sekitar 1000 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Yasin dan Yahya bin Ibrahim.
Wilayahnya terus meluas membentang di benua Afrika bagian barat daya, dan mencapai puncak kejayaannya di masa Yusuf bin Tasyifin.
Meski kita tahu bahwa pada akhirnya sejarah kaum muslimin di Andalusia berakhir pilu, daulahnya runtuh satu persatu dan mengalami kejatuhan total pada tahun 1492 M, namun hal itu bisa terjadi tiga abad lebih cepat seandainya tidak ada sosok pahlawan besar dari Maroko ini, Yusuf bin Tasyifin rahimahullah.
Beliau berangkat memimpin langsung pasukan meninggalkan negerinya untuk berjihad membantu kaum muslimin di Andalusia.
Dan tahukah antum berapa usia Yusuf bin Tasyifin kala itu ? Beliau sudah berumur sekitar 80 tahun !
Sebuah riwayat menyebutkan ketika kapal-kapalnya mulai berlayar menyeberangi selat Jibraltar, terjadi badai yang menyebabkan beberapa kapal hampir tenggelam.
Yusuf bin Tasyifin lalu mengangkat tangan berdo'a :
اللهم إن كنت تعلم في عبورنا هذا البحر خيرًا لنا وللمسلمين فسهّل علينا عبوره، وإن كنت تعلم غير ذلك فصعبه علينا حتى لا نعبره"
"Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa menyeberangnya kami di lautan ini adalah lebih baik untuk kami dan kaum muslimin, maka mudahkanlah urusan kami.
Tapi jika Engkau mengetahui bahwa ini tidak baik, tenggelamkan saja kami agar kami tidak bisa menyeberang."
Tiba-tiba badai mereda, lautan kembali tenang dan kaum muslimin bisa menggapai daratan dengan selamat.
Sejarah kemudian mencatat terjadinya perang besar pasukan Eropa melawan mujahidin yang ia pimpin. 40 ribu kaum muslimin berhadapan dengan musuh yang berjumlah dua kali lipatnya di pertempuran yang dikenal dengan perang Zalaqah.
Zalaqah artinya tergelincir. Hal ini karena banyaknya korban yang jatuh di kedua belah pihak. Darah menggenang di mana-mana sehingga kaki-kaki kuda bisa tergelincir saat melaluinya.
Musuh sangat percaya diri akan menang dalam perang karena merasa di atas angin. Panglima perang mereka kala itu, Alfonsi VI sampai sesumbar : "Dengan pasukan ini aku akan perangi jin dan manusia. Kalau perlu sekalian malaikat yang ada di langit."
Yusuf bin Tasyifin kala itu berkata kepada Alfonso : "Kami pernah mendengar, engkau sesumbar jika punya kapal yang cukup akan menyeberang ke Maroko untuk menyerang kami. Tak perlu repot-repot, sekarang kamilah yang mendatangi anda. Rupanya Tuhan berkehendak melihat anda terkena akibat dari do'anya sendiri."
Kemudian beliau menyitir ayat :
وَمَا دُعَاۤءُ ٱلۡكَـٰفِرِینَ إِلَّا فِی ضَلَـٰلࣲ
"Dan tidaklah do'a orang-orang kafir itu kecuali akan sia-sia." (QS. Ar Ra'd: 14)
Peperangan sengit ini akhirnya berhasil dimenangkan oleh kaum muslimin. Sebuah kemenangan yang mengubah arah sejarah, karena andai saja muslimin kalah saat itu maka kejatuhan Andalusia akan terjadi lebih cepat dari yang seharusnya.
Yusuf bin Tasyifin merupakan sosok pribadi yang dikagumi bukan hanya oleh kaum muslimin dari kalangan awamnya saja, bahkan para ulama banyak yang mengidolakannya.
Sebuah riwayat menyebutkan imam al Ghazali karena sangking ngefansnya dengan beliau, ia pergi dari negerinya melakukan perjalanan ke Maroko untuk bisa bertemu dengannya. Namun sayang baru tiba di daerah sekitar Iskandariah ia mendengar khabar pahlawan besar ini wafat.
Yusuf bin Tasyifin dikenal teguh pendirian, sangat teliti dengan bawahannya, pemberani, berwibawa, dekat dengan ulama, melindungi yang lemah, senantiasa menjaga semangat jihad dan hidup sederhana.
Pakaian yang ia kenakan sehari-hari padahal ia seorang sultan hanyalah pakaian murahan yang terbuat dari bulu kasar.
Akhlaqnya yang paling menonjol adalah ketawadhu' an dan sifat zuhudnya. Ia tidak mau menyandang gelar amirul mukminin apa lagi khalifah, karena merasa meskipun daulah Abasiyah sudah sangat lemah, daulah tersebutlah yang masih berhak menyandang kekhalifahan.
Ia hanya mau disebut Amir, sebutan yang lazim untuk pejabat setingkat penguasa wilayah tertentu atau bahkan hanya sebuah kota.



Post a Comment

1 Comments
* Tolong Jangan Ngespam Ya. Semua komentar akan ditinjau oleh Admin.
  1. Mainkan gamenya dan raih hadiahnya :
    https://justpaste.it/cnt27

    ReplyDelete
Post a Comment