SEJARAH MUARA JAMBI

1
 

Di sebelah barat terdapat Candi Tinggi mengalir sebuah anak sungai dikenal dengan nama Soengei Melajoe, mengingatkan salah satu orang Melayu yang terkenal, yaitu dikunjungi oleh biksu Cina I-tsing pada tahun 671. Sekarang belum pasti, apakah Malayu bersarang di sini atau di Palembang. Mungkin dulunya terletak di Palembang dan pada tahun 683 lalu berpindah ke Moeara Jambi. Kita cuma bisa mengira-ngira kalau Reruntuhan Moeara Djambi milik kota yang terkenal Sriwijaya, dan di sinilah pusat negara yang menaklukkan Palembang pada tahun 683, Bangka pada tahun 686.

"Balaputra, yang mana pada abad ke-9 mendirikan sebuah biara di Sungai Gangga Nalanda oleh seorang raja Djambi. Pada tahun 853, 871, 1079, 1082, 1088 dan 1281 Tchan pei (Djambi) mengirim utusan ke China. Pada tahun 1024 ditaklukkan oleh raja India Selatan Rajendracoladewa. Pada tahun 1292 Marco Polo menyebutkannya dalam catatan buku sejarahnya. Dari 1270 -1293 kota itu didatangi oleh kehadiran ratusan tentara Jawa. Mereka membentuk benteng untuk ekspedisi besar ke pedalaman (Tanah Datar), di mana kota kedua Melayu ada atau sedang dalam proses dibangun. Kota barat ini tampaknya telah ditakdirkan untuk memainkan rute terkemuka;  kota Timur mungkin selalu memiliki arti penting sebagai tempat perdagangan.


CANDI GOEMPOENG DAN TINGGI PENDUDUK MENCERITAKAN LEGENDA DIANTARANYA: 
Dulunya tempat ini bernama Boekit Singoan atau Toeroenan, di sinilah tinggal Raja Talanei, yang memerintahkan salah satu budak-budaknya untuk membajak sawah. Proses pekerjaannya berjalan sangat lambat sehingga Raja menjadi marah dan mengancam akan membunuh budak-budak itu jika ladang tersbut belum siap secepatnya. Pada suatu malam, datanglah seorang asing yang perkasa, yang meludahi mulut budak. Setelah itu dia tiba-tiba menjadi sangat kuat sehingga dia bisa mencabik-cabik seluruh pohon sampai ke akar-akarnya, dan keesokan paginya pekerjaan itu telah selesai. 

Raja meminta tangan seorang putri cantik. Dia bermaksud akan menjadikan istrinya jika dia mau membangun sebuah istana untuknya dalam semalam. Budak itu dipekerjakan dan membuat kemajuan pesat dan menjelang penghujung malam, ketika istana belum cukup selesai, sang putri diam-diam memberi perintah kepada pelayannya untuk mulai menumbuk beras. Ketika Raja mendengar itu, dia mengira fajar telah tiba dan dengan putus asa dia menghancurkan istana yang setengah jadi. 

Sangat luar biasa bahwa dalam banyak legenda Djambi disebutkan tentang perang dengan Siam dan di berbagai tempat di Djambi Timur ditemukan patung perunggu Siam. Legenda paling terkenal menceritakan bahwa Moeara Djambi adalah sebuah kota yang megah, di mana diperintah seorang pangeran bernama Soetan Talanei. Ketika seorang putranya lahir, datanglah badai dan gempa bumi.  


Khawatir dengan manifestasi ini dia memanggil peramal bintangnya dan menanyakan arti dari ini pertanda buruk tersebut. Para peramalam tersebut mengatakan kalau Pangeran akan suatu hari membawa bencana bagi ayahnya. Soetan Talanei kemudian memasukkan anak itu ke dalam peti,  bersama dengan surat, dan melemparkannya ke laut. Angin mendorongnya ke pantai Siam dan Raja negara itu mengadopsi bayi seperti anaknya sendiri. 

Ketika pangeran beranjak dewasa, dia bertanya kepada Raja, kenapa para Pangeran selalu menghindarinya dan jawabannya adalah ayahnya sendiri adalah Raja Jambi. Sang pangeran kemudian membawa pasukan besar ke Jambi, menaklukkan ayahnya dan saling membunuh dalam duel tersebut. Seluruh masyarakat Jambi ditawan dan dibawa ke Siam.  Akhirnya negaranya menjadi hutan belantara.

Di sebelah utara, Kabupaten Toengkal, ada cerita tentang seorang penguasa perkasa, Radja Gaga, yang memiliki seorang putri cantik. Seorang pangeran Siam datang untuk meminangnya tetapi ditolak. Dia kemudian kembali bersama pasukan yang kuat, membangun benteng di berbagai tempat, tapi dibunuh di Merloeng, di mana makamnya sudah ditemukan.

Di sebelah timur Soengei Assam, terdapat sungai kecil yang mengalir ke Batang Hari dekat Jambi, ada kuburan keramat di dalam hutan. Orang-orang menyebutnya Kramat Talang Djawa, karena Pangeran Toemenggoeng Poespa Ali, dari Solo (Jawa) terkubur di sana. Pangeran ini telah mengumumkan bahwa dia ingin dikuburkan di tempat ini. Ketika pemakaman akan dimulai, datanglah sebuah kapal yang berasal dari Jawa dan berlabuh di pelabuhan Soengei Assam.


Referensi :Catatan Sejarah Eropa Abad 20
Foto: 1914
1. Kepala kampung 'Mandi Angin' Jambi.
2. Wanita Melayu  dari Sarolangun, Jambi.
3. Potret pria Melayu dari Sarolangoen dengan peralatan berburu di Djambi.


Post a Comment

1 Comments
* Tolong Jangan Ngespam Ya. Semua komentar akan ditinjau oleh Admin.
  1. Silahkan daftar dan dapatkan hadiahnya

    http://bit.ly/3UBgmza

    ReplyDelete
Post a Comment