BUKTI NYATA MAJAPAHIT BETUL-BETUL MENAKLUKAN SELURUH NUSANTARA PART II

1

BUKTI NYATA MAJAPAHIT BETUL-BETUL MENAKLUKAN SELURUH NUSANTARA PART II

Di negara tetangganya Majapahit saja yang paling dekat yaitu wilayah Kerajaan Sunda (yang sekarang wilayahnya meliputi Provinsi Jawa Barat, DKI, Banten dan sebagian Jawa Tengah) hingga kini tidak ada prasasti yang berisi bahwa itu masuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Padahal itu wilayah paling dekat.

Lantas kalo tidak ada prasasti di wilayah taklukan bagaimana dong? Silakan baca terus hingga selesai untuk memahami bukti bahwa Majapahit menaklukan seluruh Nusantara. Kita lanjut dulu ke sumber sejarah level /peringkat KEDUA, yakni peninggalan arkeologis sezaman. Majapahit juga meninggalkan beberapa peninggalan arkeologis diantaranya: 

1. Candi Bajang Ratu (Mojokerto, Jawa Timur)
2. Gapura Wringin Lawang (Mojokerto, Jawa Timur)
3. Candi Panataran (Blitar, Jawa Timur)
4. Candi Tikus (Mojokerto, Jawa Timur)
5. Candi Pari (Sidoarjo, Jawa Timur)
6. Candi Jabung (Probolinggo, Jawa Timur)
7. Candi Sukuh (Karanganyar, Jawa Tengah)
8. Candi Cetho (Karanganyar, Jawa Tengah)
9. Kolam Segaran (Mojokerto, Jawa Timur)

Bisa kita lihat bahwa peninggalan bangunan Majapahit kebanyakan berada di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tidak ditemukan bangunan arkeologis milik Majapahit di provinsi lain di Indonesia (terutama di luar Jateng dan Jatim) yang mengkonfirmasi atau menguatkan bahwa wilayah tersebut adalah wilayah jajahan atau dikuasai oleh Majapahit. 

Padahal "Expansionistic Building" atau bangunan yang dibangun dalam rangka penguasaan wilayah adalah bangunan yang lazim ditemui di semua peradaban di dunia ini saat menaklukan atau menguasai sebuah wilayah. Ambil contoh Kerajaan Romawi yang usianya lebih tua dari Kerajaan Majapahit. Romawi memiliki banyak sekali peninggalan bangunan di seantero Eropa yang menegaskan bahwa wilayah tersebut pernah ditaklukan oleh Romawi pada masa lampau. 

Atau contoh lain adalah Turki Usmani yang berdiri tahun 1299, atau sezaman dengan Majapahit. Turki Usmani diakui oleh beberapa negara Eropa pernah menguasai wilayahnya. Ini dipertegas dengan bukti peninggalan bangunan milik Turki Usmani di beberapa negara Eropa. 
Bagaimana dengan Majapahit?

Di wilayah tetangga terdekatnya saja yaitu Kerajaan Sunda (yang sekarang menjadi Provinsi Jawa Barat, DKI, Banten dan sebagian Jawa Tengah) tidak pernah ditemukan bangunan yang menegaskan tentang penguasaan Majapahit di wilayah itu. Peninggalan sezaman Majapahit baik itu prasasti atau bangunan-bangunan yang sebagian besar terpusat di Provinsi Jawa Timur saja, tentu menjadi tanda tanya. 

Apalagi Majapahit muncul ratusan tahun setelah lahirnya Sriwijaya, yang zamanya sudah lebih maju dan canggih. Sriwijaya saja yang lahir di zaman 600 tahun sebelum Majapahit memiliki berita prasasti dan peninggalan arkeologis menyebar di berbagai provinsi Sumatera dan negara lain. Kenapa Majapahit tidak?

Silakan terus lanjut membaca lagi agar kita semakin paham. Kita akan lanjut ke sumber sejarah level Ketiga karya sastra sezaman. Majapahit meninggalkan banyak peninggalan karya sastra yaitu: 
1. Kitab NegaraKertagama, 
2. Kitab Sutasoma
3. Kitab Arjunawijaya
4. Kitab Tantu Pagelaran
5. Kitab Panjiwijayakrama
6. Kitab Usana Jawa
7. Kitab Pararaton
8. Kitab Ranggalawe
9. Kitab Sorandakan

Dari kitab-kitab di atas, kitab yang bercerita tentang penaklukan Majapahit atas wilayah lain hanya pada Kitab Usana Jawa yang berisi penaklukan Majapahit atas Bali. Hanya Bali tidak ada wilayah lain yang ditaklukan dalam cerita kitab itu.

Dan pada Kitab Negara Kertagama (NK) yang disebut-sebut sebagai kitab utama Majapahit selain Sutasoma barulah berisi tentang catatan negara-negara yang diklaim sebagai negara bawahan dari Majapahit, yaitu mulai pada bagian Pupuh 13 s/d Pupuh 16. Namun pada catatan di Negara Kertagama tersebut masih kurang jelas apakah negara-negara tersebut memang benar-benar ditaklukan, dijajah atau dikuasai atau hanya sebatas hubungan kerja sama saja (aliansi). 

Beberapa negara-negara asing juga disebut dalam kitab Negara Kertagama bagian Pupuh 15 seperti : Siam dengan Ayudyapura, begitu pun Darmanagari Marutma, Rajapura, begitu juga Singanagari. Campa, Kamboja, dan Yawana. Tapi secara jelas dicatat sebagai NEGARA SAHABAT. Tidak ada berita soal penaklukan, penguasaan apalagi penjajahan atas negara-negara tersebut.

Menariknya dari sekian banyak negara-negara bawahan yang disebut dalam kitab Negara Kertagama, namun tidak satupun kata yang ditemukan tentang Negara Sunda. Padahal itu adalah wilayah tetangga paling dekat dengan Majapahit. Kita bisa membaca terjemahan lengkap Kitab Negara Kertagama, dapat diunduh di link yang tersebar banyak di internet.

Informasi tentang negara-negara yang tertulis di dalam Kitab Negara Kertagama inilah yang sering menjadi acuan bagi sebagian orang untuk mengklaim bahwa Majapahit itu menguasai, menaklukan bahkan pada pendapat yang lebih ekstrim lagi, Majapahit itu telah menjajah setiap wilayah di Nusantara. 

Mari kita ingat kembali peringkat sumber sejarah yang telah dijelaskan di atas tadi. Bahwa naskah atau karya sastra sezaman peringkatnya masih berada di bawah prasasti sezaman dan peninggalan arkeologis sezaman. Selain itu, yang tertulis pada naskah kitab adalah tulisan sepihak dari pihak kerajaan. Tulisan sepihak itu masih dirasa bias. Ibaratnya menulis sejarahnya sendiri. Perlu ada data pembandingnya di daerah lain supaya keabsahanya semakin terpercaya. 

Kemudian, kalimat-kalimat dalam Negara Kertagama tentang negara bawahan juga dirasa belum jelas. Apakah Majapahit itu benar-benar mengalahkan dan menguasai mereka atau hanya sebatas sekutu (aliansi) saja. Pada beberapa kalimat dalam NK, memang menceritakan bahwa jika ada negara yang tidak patuh akan diserang. Tapi apakah dengan begitu lantas kita menyimpulkan bahwa negara-negara itu adalah taklukan atau jajahan Majapahit?

Kita tahu secara umum bahwa hubungan aliansi juga ada konsekuensinya, jika ada yang melanggar, tidak patuh atau ingkar maka tentunya akan diserang. Jadi istilah akan diserang ini tidak selalu untuk negara taklukan, bisa juga untuk negara aliansi yang ingkar.

Dan untuk negara-negara Asing seperti yang telah disebut pada paragraf sebelumnya telah jelas disebut sebagai Negara Sahabat. Bukan Negara Taklukan. Selanjutnya setelah sumber sejarah peringkat Pertama, Kedua dan Ketiga tentang Majapahit, sumber peringkat Keempat adalah Berita asing. 

Beberapa berita Asing yang memberitakan terkait kerajaan Majapahit, yaitu :
1. Catatan Dinasti Ming (Catatan ini mengungkap adanya hubungan diplomasi antara Kekaisaran China dan Kerajaan Majapahit. Tapi tidak ada berita bahwa Majapahit menaklukan atau menjajah semua wilayah di Nusantara).
2. Catatan Perjalanan Tomme Pires. Tomme Pires seorang penjelajah asal Portugal pernah menulis buku perjalananya dalam bahasa Portugal berjudul "Summa Oriental : Que Trata do Mar Roxo Até Aos. Yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya adalah : Ikhtisar Wilayah Timur, dari Laut Merah hingga Negeri Cina). Buku ini kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Inggris pertama kali oleh Armando Z. Cortesão. 

Buku Tommer Pires berisi gambaran negeri-negeri yang dilalui oleh dirinya meliputi wilayah Asia Selatan, Asia Tenggara sampai Asia Timur. Di dalamnya juga bercerita tentang pulau-pulau di Nusantara seperti Jawa, Sumatera, Bali, Borneo Maluku dll. 
Untuk terjemahan Bahasa Inggris dari Tomme Pires ini dapat diunduh pada link yang tersebar banyak di internet.

Dalam terjemahan Bahasa Inggris dari Buku Tomme Pires. Penjelasan tentang pulau Java terdapat pada halaman 166 - 201. Menariknya, dalam tulisanya Tomme Pires membagi dua wilayah Pulau itu antara wilayah Sunda dan Wilayah Jawa (Lihat gambar screen shoot buku Tomme Pirres di bawah). Lalu di beberapa bagian Tomme Pires juga bercerita tentang pelabuhan Çalapa (Sunda Kelapa) sebagai pelabuhan yang besar menghubungkan perdagangan dengan Palembang, Borneo dan wilayah lain. 
Tomme pires juga menyebutkan tentang kerajaan Majapahit. Tapi tidak dijelaskan apakah kerajaan ini menguasai, menaklukan atau dalam bahasa ekstrim yang pernah kita temukan menjajah setiap jengkal nusantara. 

Jika kita search kata Majapahit pada buku Tomme Pires hanya akan muncul sekitar 5 kata Majapahit saja. 4 kata diantaranya muncul pada halaman 185. Tapi tidak ditemukan sama sekali berita soal majapahit menaklukan setiap jengkal nusantara. Hanya bercerita hubungan Raja Majapahit dengan Aria damar dan Raden Patah saja (Lihat gambar screen shoot dengan blok warna kuning).

Kesimpulanya, dari 4 sumber sejarah dengan peringkat tertinggi tentang Majapahit yaitu : 
1. Prasasti sezaman, 
2. Peninggalan arkeologi sezaman, 
3. Karya sastra sezaman dan 
4. Berita asing 

Kita bisa simpulkan bahwa sumber-sumber itu sudah sangat kuat untuk membuktikan keberadaan Majapahit. Tapi mohon maaf rasanya masih belum kuat untuk menyimpulkan bahwa Majapahit itu menaklukan, menguasai atau pada pendapat yang lebih ekstrim telah menjajah setiap wilayah nusantara. 

Lalu kenapa kita sering mendengar bahwa Majapahit itu menguasai atau menaklukan seluruh wilayah nusantara?
Kemungkinan itu muncul pada sumber lainya dengan peringkat yang lebih rendah yaitu : Mitos atau legenda dan interpretasi ahli serta orang-orang awam sesudahnya. Kita tahu bahwa saat berdirinya republik Indonesia salah satu orang yang dipandang sebagai tokoh ahli sejarah adalah M. Yamin. Beliau cukup dekat dengan Presiden Soekarno yang kebetulan berasal dari Jawa Timur. 

M Yamin inilah yang banyak membuat interpretasi tentang Majapahit saat itu. Beliau juga yang diyakini membuat gambaran wajah Patih Gajah Mada mirip dengan wajah dirinya. Dia mulai menggemborkan kembali nama Majapahit sebagai kerajaan besar yang menguasai menaklukan seluruh Nusantara. Apa yang dilakukan M. Yamin ini dilanjutkan kembali pada masa Orde Baru di berbagai buku sejarah. 

Mungkin maksud awal dari M. Yamin ini baik. Ia ingin menghidupkan kembali semangat para pejuang yang sudah terlalu lama menjadi bangsa Inferior atas penjajahan. Ia ingin menumbuhkan kepercayaan diri orang Indonesia bahwa dulu leluhur kita di Nusantara pernah memiliki kerajaan besar yang berpengaruh. Maksudnya baik untuk meningkatkan moral perjuangan. 

Dulu pun rakyat Indonesia masih bodoh belum banyak yang sekolah jadi hanya menelan saja apa yang disampaikan oleh M. Yamin.Sekarang zamanya sudah terbuka. Kita bisa dengan mudah menelusur banyak informasi. Timgkat pendidikan manusia Indonesia pun semakin tinggi, masyarakat juga semakin pandai dan kritis. Dalam menanggapi narasi-narasi bahwa Majapahit itu menguasai seluruh nusantara, masyarakat juga banyak yang mulai kritis dan tidak mudah percaya begitu saja.

Apalagi jika kemudian narasi-narasi tentang Majapahit itu sengaja dibelokan bahwa Majapahit menguasai dan menjajah setiap jengkal nusantara, yang tujuanya untuk menjadikan etnis tertentu superior diantara etnis-etnis lainya di nusantara, itu juga sangat tidak tepat rasanya. Karena kita sudah sama-sama tinggal di NKRI yang dibangun bersama oleh darah dan pengorbanan setiap etnis di nusantara. Semuanya sama sebagai warga negara. 

Tidak ada yang boleh merasa superior atau diinferiorkan.  Dan pada zaman Majapahit pun belum ada dikenal istilah etnis atau suku-suku di nusantara seperti sekarang. Semoga menjadi sudut pandang bagi kita semua. Sekian dan terima kasih sudah mampir di blog kami Pea Masamba. Bye.

Post a Comment

1 Comments
* Tolong Jangan Ngespam Ya. Semua komentar akan ditinjau oleh Admin.
Post a Comment