BUKTI NYATA MAJAPAHIT BETUL-BETUL MENAKLUKAN SELURUH NUSANTARA PART I

1


Sebagai masyarakat Indonesia, kita tidak boleh melupakan sejarah atau istilah yang kita "Jasmerah". Termasuk sejarah kerajaan-kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara, yang tak lain adalah Kerajaan Majapahit. Tapi, sebelum admin mengulasnya, kita harus tahu dulu tentang yang namanya sumber-sumber sejarah, oke. 

Kita bisa menyimpulkan apakah sebuah peristiwa benar-benar terjadi di masa lampau itu berdasarkan sumber-sumber sejarah. Nah, untuk pembahasan zaman Hindu-Budha setiap jenis sumber sejarah ternyata juga memiliki peringkat-peringkatnya masing-masing.  Berikut adalah peringkat sumber-sumber sejarah zaman Hindu-Budha yang sering dijadikan acuan oleh Kemendikbud, dan Balai Arkeologi sejarah Indonesia :
1. Prasasti sezaman
2. Tinggalan arkeologis sezaman
3. Karya sastra sezaman
4. Berita asing sezaman
5. Karya sastra dari zaman kemudian
6. Mitos dan legenda
7. Kajian dan interpretasi ahli
8. Pendapat opini orang awam

Semakin ke atas, maka sumbernya akan semakin kuat, sedangkan kalau semakin ke bawah maka aka dianggap makin lemah.  Selain itu, semakin banyak komponen sumber sejarah yang dimiliki maka semakin kuat atau semakin meyakinkan. Sebaliknya semakin sedikit komponen sejarah yang dimiliki maka semakin lemah atau tidak meyakinkan. 

Misalnya; Kerajaan A punya sumber sejarah sebanyak 7, sedangkan kerajaan B punya sumber sejarah hanya berupa nomor 1 saja. Mana yang lebih kuat dan meyakinkan sumbernya? Tentu saja jawabanya adalah kerajaan A. Contoh lain :
Kerajaan C punya sumber sejarah hanya nomor 1. Sedangkan kerajaan D hanya memiliki sumber sejarah nomor 6. Mana yang lebih kuat sumbernya? Tentunya Kerajaan C.

Kenapa prasasti di era atau zaman Hindu-Budha dianggap sebagai peringkat yang teringgi? 
Karena prasasti adalah sumber yang muncul di zaman tersebut. Prasasti betul-betul menyaksikan peristiwa di zaman tersebut hanya saja ia tidak bisa bicara. Tapi, prasasti memberikan informasi berita melalui tulisan yang ada di dalamnya. Selain itu, prasasti adalah pernyataan resmi yang dikeluarkan di zaman tersebut. 

Yang bisa menulis prasasti itu gak sembarang orang ya. Selain itu, pada masyarakat zaman kerajaan Hindu-Budha dulu juga memiliki keyakinan bahwa mengeluarkan prasasti itu disaksikan oleh para dewa. Jika berbohong memberi pernyataan pada prasasti maka akan mendapat kutukan, atau malapetaka yang mengerikan. Jadi informasi pada prasasti dianggap sebagai informasi yang meyakinkan.

Terus kenapa kajian dan interpretasi ahli diletakan pada peringkat lebih bawah sebagai sumber sejarah?
Karena sebetulnya ahli adalah orang yang baru muncul di zaman-zaman kemudian, bahkan bisa ratusan, ribuan tahun sesudah zaman yang menjadi kajian sejarah. Untuk ahli saja dilihat sebagai sumber yang peringkatnya di bawah, apalagi jika hanya pendapat orang awam. 

Lalu, kenapa mitos atau legenda posisinya dibawah sumber lainya contoh seperti: prasasti sezaman, tinggalan arkeologis sezaman, karya sastra sezaman? 
Karena mitos atau legenda ini diragukan kebenaran ceritanya. Ia tidak bisa dilacak sumber awalnya dari mana. Bukti informasi pertama-nya dari mana kita tidak tau. Tahunya mitos dan legenda itu sudah menyebar begitu saja di masyarakat. Kemungkinan informasi mitos atau legenda disampaikan secara lisan dan turun temurun oleh masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah yang jadi kajian sejarah.

Namanya berita dari mulut ke mulut akan sangat memungkinkan mengalami perubahan isi. Karena tidak ada catatan aslinya. Beda dengan prasasti yang dibuat tidak bisa oleh sembarang orang dan dengan keyakinan disaksikan para dewa, akan ada kutukan jika berbohong. Mitos dan legenda tidaklah begitu. Siapa saja bisa saja dengan bebas menceritakan mitos atau legenda.

Tapi, kenapa mitos atau legenda diletakan sebagai sumber sejarah yang lebih tinggi peringkatnya dari kajian ahli? Karena, mitos atau legenda ini muncul dan menyebar di masyarakat yang ada di sekitar tempat yang menjadi kajian sejarah. Masyarakat itu dianggap memiliki hubungan sosiologis dan historis yang kuat dengan sebuah tempat atau peristiwa yang menjadi kajian sejarah.

Berbeda dengan peneliti yang seringkali adalah orang luar. Misalnya peneliti dari Belanda meneliti sejarah masyarakat di lereng gunung B di pulau Jawa. Peneliti ini tidak ada hubungan sosiologis atau historis dengan sejarah lereng gunung B itu. Tapi dia melakukan pekerjaan penelitian. Selain itu, mitos atau legenda diyakini disampaikan turun temurun secara lisan dan sangat mungkin berujung pada orang yang benar-benar menjadi saksi sejarah pada masa lalu. 

Hanya saja namanya berita lisan beranting dan tidak ada bukti tertulis aslinya jadi tidak bisa dicek dengan informasi aslinya. Nah lalu berbekal pengetahuan tentang peringkat sumber-sumber sejarah di atas. Kita semua bisa menelusuri bukti-bukti nyata bahwa Majapahit benar-benar menaklukan setiap jengkal nusantara?

Kita masuk dalam pembahasannya. Majapahit itu lahir sekitar 600 tahun sesudah kelahiran Sriwijaya. Dengan jarak yang begitu panjang 600 tahun, pastilah kehidupan di era Majapahit itu lebih canggih dan lebih mutakhir dibandingkan zaman Sriwijaya. Jauh lebih canggih. Logikanya begini. Kita yang hidup di zaman sekarang tahun 2022, yang jaraknya hanya terpaut 77 tahun saja dari zaman proklamasi kemerdekaan RI, keadaanya sudah sedemikian canggih dibandingkan zaman proklamasi. Apalagi jika jaraknya 600 tahun. Pastinya akan sudah jauh lebih canggih. 

Walaupun Sriwijaya lahir di zaman yang lebih tua dari Majapahit (yang asumsinya belum begitu canggih dari Majapahit), tapi Sriwijaya meninggalkan bukti peninggalan yang cukup lengkap. Kita coba menelusuri jejak Sriwijaya terlebih dulu, untuk menjadi contoh cara menggunakan teknik peringkat-peringkat sumber sejarah yang telah dijelaskan di atas, untuk membuktikan keberadaan Sriwijaya. Sebelum kita membahas kerajaan Majapahit yang jauh lebih canggih. 

Baik Sriwijaya dan Majapahit adalah 2 kerajaan besar nusantara. Oleh karena itu, jangan kita lupakan sejarah keduanya. Oke kita mulai menelusuri Sriwijaya dengan teknik analisis peringkat sumber sejarah. 

PERTAMA Prasasti sezaman sebagai sumber sejarah peringkat pertama. Apakah Sriwijaya punya? Oh ada. Dan malah prasasti yang memberitakan adanya Sriwijaya ini tersebar di berbagai Provinsi di Sumatera bahkan hingga ke luar negeri. 

Diantara prasasti-prasasti itu adalah :
A. Prasasti Kedukan Bukit (Provinsi Sumatera Selatan)
B. Prasasti Talang Tuo (Provinsi Sumatera Selatan)
C. Prasasti Kota Kapur (Provinsi Bangka Belitung)
D. Prasasti Karang Berahi (Provinsi Jambi)
E. Prasasti Palas Pasemah (Provinsi Lampung)
F.  Prasasti Ligor (Negara Thailand
G. Prasasti Nalanda (Negara India)
H. Prasasti Leiden (Negara Belanda)
I. Prasasti Kanton (China)

KEDUA, peninggalan arkeologis sezaman sebagai sumber sejarah peringkat kedua apakah Sriwijaya punya? Oh punya. Dan peninggalan arkeologisnya juga tersebar di beberapa Provinsi diantaranya: 
A. Candi Muaro Jambi (Provinsi Jambi)
B. Candi Muara Takus (Provinsi Riau)
C. Kompleks Candi Bahal (Sumatera Utara)
D. Candi Bumi Ayu (Sumatera Selatan)
E. Peninggalan-peninggalan arca Budha jaman Sriwijaya (Aceh)

KETIGA, Karya sastra sezaman sebagai sumber sejarah peringkat ketiga. Apakah zaman Sriwijaya ada karya sastra? Ada. Yaitu kitab Pramanavartika karya Dharma Kitri. Memang kitab sastra zaman Sriwijaya ini banyak yang belum terungkap. Karena usianya yang sudah jauh lebih tua. 

KEEMPAT, Berita asing sezaman sebagai sumber sejarah peringkat keempat. Apakah ada berita dari asing yang memberitakan tentang adanya kerajaan Sriwijaya? Oh ada, yaitu:

A. Tulisan dari I-Tsing seorang pendeta China yang belajar agama Budha di Sriwijaya
B. Berita dari Arab. Kemunculan Sriwijaya pada tahun 600 an Masehi bersamaan dengan lahir dan berkembangnya agama Islam di Jazirah Arab. 

Nabi Muhammad SAW lahir tahun 571 Masehi. Saat berkembangnya agama Islam di Arab, mulai banyak penjelajah Arab yang mengarungi samudra untuk perdagangan dan misi menyebarkan Islam. Selain menuju China lewat jalur darat (jalur sutra) juga melalui laut sampai ke India dan Asia tenggara. Pedagang Arab memberitakan Sriwijaya dengan sebutan negeri Sribusa, Zabag atau Zabay.

Nah, dengan 4 peringkat sumber sezaman saja sudah cukup lengkap dan kuat untuk memberitakan soal keberadaan Sriwijaya. Rasanya tidak perlu kita terlalu panjang membahas Sriwijaya dari sumber peringkat nomor 5 (karya sastra zaman sesudahnya), 6 (mitos dan legenda) dan 7 (kajian ahli). Karena sumber utamanya saja sudah cukup kuat. Kalau kajian ahli soal sriwijaya sudah banyak juga kajianya.  Mitos dan legenda juga ada. Tidak perlu dibahas di sini agar tidak terlalu panjang. 

Kemudian sekarang kita bersama-sama menuju kerajaan Majapahit yang muncul di zaman 600 tahun setelah kelahiran Sriwijaya.  Keadaan zaman tentunya lebih canggih. Dengan menggunakan teknik peringkat sumber sejarah yang telah dijelaskan tadi, fokus kita untuk menelusuri apakah benar Majapahit menaklukan/menguasai seluruh nusantara seperti yang sering kita dengar.

Kita cek sumber sejarah peringkat/level PERTAMA yaitu Prasasti sezaman. Prasasti-Prasasti sezaman Majapahit diantaranya:
1. Prasasti Kudadu (Sidoarjo, Jawa Timur)
2. Prasasti Sukamerta (Gunung Penanggungan, Jawa Timur)
3. Prasasti Balawi (Lamongan, Jawa Timur)
4. Prasasti Waringin Pitu (Trenggalek, Jawa Timur)
5. Prasasti Canggu (Lamongan, Jawa Timur)
6. Prasasti Biluluk I (Lamongan, Jawa Timur)
7. Prasasti Bilukuk II (Lamongan, Jawa Timur)
8. Prasasti Biluluk III (Lamongan, Jawa Timur)
9. Prasasti Karang Bogem (Gresik, Jawa Timur)
10. Prasasti Marahi Manuk (Trenggalek, Jawa Timur)
11. Prasasti Parung (Mojokerto, Jawa Timur)
12. Prasasti Katiden I (Malang, Jawa Timur)
13. Prasasti Alasantan (Mojokerto, Jawa Timur)
14. Prasasti Kamban (Mojokerto, Jawa Timur)
15. Prasasti Wurare (Mojokerto, Jawa Timur)

Dari semua prasasti sezaman Majapahit di atas semuanya terletak di wilayah Provinsi Jawa Timur saja. Memang, sampai sekarang belum ditemukan prasasti Majapahit di Wilayah provinsi lain di Indonesia (khususnya di luar Jawa Timur,  Jawa Tengah dan Bali) yang memberitakan atau mengkonfirmasi sebagai wilayah yang pernah ditaklukan dikuasai oleh Majapahit pada masa lalu. Hal ini tentu bisa meragukan jika kita ingin menyebutkan Majapahit menguasai seluruh nusantara. 

Apalagi prasasti adalah sumber sejarah yang peringkatnya bisa dikatakan tertinggi yang dianggap paling meyakinkan dalam pembahasan periode kerajaan HIndu-Budha di nusantara. Karena tidak sembarang orang dalam mengeluarkan prasasti, dan adanya keyakinan itu disaksikan para Dewa, jika berbohong maka akan mendapat kutukan atau malapetaka.

Nah teman-teman karena postingannya terlalu panjang, jadi admin bagi menjadi 2 postingan, jika kalian mau lanjut membacanya Klik Ini Ya

Post a Comment

1 Comments
* Tolong Jangan Ngespam Ya. Semua komentar akan ditinjau oleh Admin.
Post a Comment