Dinasti Bangsa Asing Kedua Yang Berkuasa Dalam Sejarah Tiongkok

2
Zhu Yuanzhang

Kembali lagi dengan kami Blog Pea Masamba, kali ini admin akan membahas lanjutan dari postingan sebelumnya yakni Dinasti Yuan. Setelah jatuhnya kekaisaran Dinasti Yuan, maka berdirilah Dinasti Ming yang dimana Hanzi atau yang kita kenal Zhu Yuanzhang merupakan Kaisar Pertama dan Pendiri Dinasti Ming, dan mendirikan dinastinya setelah berhasil menggulingkan dinasti Yuan atau mengusir bangsa Mongol kembali ke utara. Dalam catatan buku sejarah Tiongkok Zhu Yuanzhang adalah satu dari dua Kaisar yang pernah ada berasal dari golongan rakyat jelata, dia dianggap sebagai salah satu Kaisar Tiongkok yang paling berpengaruh dan sangat penting.

Salah satu Kaisar Tiongkok yang paling kontroversial dibandingkan yang lainnya, disatu sisi dia orangnya begitu memperhatikan kesejahteraan dan berjuang keras meningkatkan perekonomian rakyatnya, namun disisi lain dia juga seorang diktator paling kejam yang suka mengebiri maupun mengekang kebebasan dan tanpa ampun tega membunuh orang-orang yang pernah membantunya menjadi Kaisar karena dicurigai berusaha merebut tahtanya, kekejamannya lebih bejat dibandingkan berada di medan perang.

Zhu Chongba

Zhu Chongba nama kecil Zhu Yuanzhang, latar belakang keluarganya seorang petani miskin, sewaktu masa kecilnya bekerja sebagai penggembala sapi, karena berani memanggang dan memakan seekor ternak yang dia gembala, dia pun langsung dipecat oleh majikannya saat ketahuan. Hari pun berlalu, tiba-tiba desanya terserang wabah penyakit mematikan, ayah dan saudara-saudara-nya tak bisa diselamatkan dari wabah tersebut dan akhirnya meninggal. Karena sudak tidak ada lagi sanak keluarga, dia pun ke kuil Huangjue untuk menjadi seorang biksu, cuma untuk menyambung hidup ditengah bencana kelaparan saat itu.

Zhu Chongba

Di biara itulah dia belajar cara membaca dan menulis, tapi sayangnya, dia tak cukup alam berada di biara itu, karena kekurangan dana, biara itu ditutuo, terpaksa dia pun harus kembali hidup terlunta-lunta sebagai pengemis jalanan. Di tengah gencarnya perlawanan kepada Mongol yang lagi marak di Tiongkok saat itu, Zhu Chongba berusaha bergabung dengan kelompok "Sorban Merah" adalah kelompok pencetus pemberontakan anti Mongol dibawah komando Guo Zixing. Kelompok ini terdapat beraneka dan campuran ajaran-ajaran keagamaan seperti Budha, Zoroaster, dan agama lainnya didalamnya. 

Dia banyak belajar mengenai kemiliteran. Karena dia begitu pintar dan cakap, cuma dalam waktu singkat dia mendapatkan posisi penting dalam kelompok itu, lalu saat itu pula namanya diubah bernama Zhu Yuanzhang. Putri angkat Guo, Ma Xiuying menikah dengan Zhu Yuanzhang, dan dari kelompok Sorban Merah inilah, dia pun sering berkumpul dan berkomunikasi dengan para sarjana Konfusius serta tuan tanah, dan mendapatkan pelajaran tentang cara mengatur negara.

Dinasti Ming

Zhu Yuanzhang seorang pemimpin pemberontak anti-Yuan atau Mongol yang reputasinya terkenal diseluruh penjuru negeri, wibawa dan kharismanya mampu menarik simpati orang-orang berbakat dari seluruh negeri untuk bergabung dengannya. Tahun 1356 M, daerah Yingtian dia ubah menjadi sebagai basis pemberontakannya. Misi pertamanya tak lain adalah menaklukkan para pemimpin anti-Yuan lainnya yang mempersatukan Tiongkok selatan karena takut akan disaingi.

Dia mengalahkan Chen Youliang pada tahun 1363, merupakan saingan terbesarnya dalam misi mempersatukan Tiongkok, di pertempuran Danau Poyang. Dan di tahun 1367 dia mengalahkan Zhang Shicheng di Suzhou. Berkat slogan "usir Mongol dan pulihkan kejayaan Tionghoa" banyak dukungan yang dia peroleh dari orang Han yang dari dulu sangat membenci bangsa Mongol yang sudah menjajah mereka selama hampir satu abad lamanya. Karena sudah menghabisi para peasaingnya dan tak ada gangguan lagi, dia pun merencanaka menghadapi Mongol.

Dinasti Ming

Zhu Yuanzhang mengangkat dirinya menjadi Kaisar Hongwu sebagai dinasti baru yakni dinasti Ming dan ibukota kerajaannya adalah Nanjing pada tahun 1368 M. Pada tahun yang sama, dia mengutus Xu Da, anak buah kepercayaannya dan juga sahabatnya, untuk menyerang ibukota Yuan, yaitu Dadu atau Beijing. Kaisar Shun yang merupakan Kaisar Dinasti Yuan terakhir melarikan diri ke daerah utara. Lagi-lagi, Tiongkok kembali dikuasai oleh bangsa Han dibawah kekuasaan Dinasti Ming.

Dan pada masa pemerintahan Hongwu, para pejabat pemerintah dari bangsa Mongol dibuang dan digantikan oleh orang-orang Han. Karena tak mau menggunakan sistem pemerintahan Yuan, maka dia mengadakan ujian kerajaan untuk mengangkat pejabat negara dan pegawai negeri berdasarkan jasa dan pengetahuan mengenai literatur atau filsafat. Dia memerintahkan untuk menggarap tanah tandus dan terlantar. Para petani miskin diberikan dan dibagikan tanah secara adil, dengan tujuan agar mereka bisa mencari nafkah secara mandiri untuk diri dan keluarganya.

Pada tahun 1370, dia memerintahkan agar tanah yang ada di Anhui dan Hunan dibagikan ke para petani muda agar para tuan tanah tidak sesukanya mencaplok tanah sembarangan, dan status tanah tersebut tidak bisa dialihkan lagi. Kabar baiknya bagi siapa saja yang menggarap tanah tandus dan terlantar, tanah itu bisa dia miliki tanpa dikenai pajak. Dalam rentang waktu 25 tahun, lahan-lahan produktif berkembang pesat hingga 4 kali lipat dan begitu juga populasi saat itu meningkat dari 7 juta menjadi kurang lebih 60 juta.

Persediaan pangan makanan pun cukup, sedangkan sektor usaha lainnya, contohnya UKM, seperti pembuatan kertas, percetakan, pertambangan, dan pembuatan kapal juga makin meningkat. Perdagangan internasional Tiongkok makin berkembang pesat. Peningkatan tersebut merupakan prestasi besar yang belum pernah dicapai oleh dinasti-dinasti sebelumnya di Tiongkok. Kemudian tahun 1372, Zhu Yuanzhang memerintahkanmembebaskan para budak. Dan 14 tahun kemudian dia juga memerintahkan para pejabatnya untuk menebus anak-anak dari Hunan karena akibat bencana kelaparan sehingga para orang tua terpaksa menjual anak mereka saat itu. Di bawah masa pemerintahannya, rakyat hidup makin makmur, sejahtera, dan damai.

Tak lupa juga, dia meningkatkan sistem militer yang kuat dan terorganisasi, sistem itu dinamakan Weiso. Sistem ini bertujuan untuk menguatkan militer dan mencegah adanya hubungan terikat antara komandan dan prajuritnya. Para prajurit di latih di distrik militer masing-masing, dan saat dibutuhkan untuk berperang, prajurit-prajurit dari seluruh penjuru negeri akan rekrut atau dipanggil, berada di bawah komando dewan perang dan seorang komandan akan diangkat untuk memimpin mereka. 

Setelah perang berakhir, semuanya akan dikembalikan ke daerahnya masing-masing dan kekuasaan militer dari komandan pun berakhir. Zhu Yuanzhang melancarkan pembangunan besar-besaran untuk memperkuat pertahanan Tembok Besar Tiongkok. Hongwu sudah beberapa kali mengirimkan pasukannya untuk mengatasi masalah yang sering terjadi akibat adanya perlawanan dari sisa-sia bangsa Mongol. Pasukannya pun sering menang dalam pertempuran diperbatasan itu. 

Di Gansu, pasukannya berhasil mengalahkan Wang Baobao, tapi sayangnya Wang Baobao malerikan diri dan tidak tertangkap. Sedangkan di bagian wilayah timur laut, pasukannya berhasil mengalahkan jenderal Mongol lainnya, Nahachu, dan memaksanya menyerah. Karena sudah berpengalaman, Hongwu memangkas jumlah dan hak-hak para kasim. Kasim tidak diperbolehkan menangani dokumen dan ikut campur dalam masalah kenegaraan, para kasim harus berpendidikan rendah atau buta huruf agar mudah diatur. Hongwu juga tidak memperbolehkan keluarga kerajaan punya jabatan dalam pemerintahan. 

Perdana menteri Hu Weiyong dijatuhi hukuman mati pada tahun 1380, karena ada rencana makar terhadap Hongwu. Karena masalah makar itu, akhirnya Hongwu meniadakan jabatan perdana menteri dan mengambil alih pemerintahan, hukum dan militer. Jadi dengan begitu, dia yakin tak satu kelompok pun yang akan bisa menggulingkannya. Untuk mengantisipasi adanya kudeta, dia membentuk pasukan Pengawal Seragam Brokat Rahasia yang tugasnya bertanggung jawab langsung pada Kaisar. Pasukan ini bagaikan laba-laba yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Berdasarkan laporan agen rahasia ini, Hongwu menghukum mati jenderal Lan Yu dan lainnya yang bersekongkol untuk melakukan pemberontakan. Padahal mereka-mereka itu punya andil atas berdirinya Dinasti Ming, tapi mereka dianggap oleh Hongwu sebagai saingan kuatnya.

Hukuman Dinasti Ming

Kritikan yang dilontarkan padanya dianggap sebagai pelanggaran hukum dan berakibat fatal. Jadi cendekiawan-cendekiawan dilarang bebas berpikir atau berkritik dan cuman dibolehkan menulis cerita pendek. Hongwu dikenal dalam menjalankan pemerintahannya bertangan besi, karena selalu menuntut para bawahannya menjadi seorang pejabat yang jujur dan taat hukum. Bagi pejabat korup dan melanggar hukum, dia tidak segan menjatuhi hukuman yang berat, meskipun itu keluarganya sendiri dimana Pangeran Zhu Liangzu dan menantunya, Ouyang Lun, dihukum mati karena korupsi. Menurut sejarah Tiongkok selama masa pemerintahannya, sudah ribuan pejabat korup yang dihukum mati oleh Hongwu.

Kitab undang-undang Daming Lu yang dibuat dalam pemerintahan Hongwu merupakan salah satu prestasi besar dalam pemerintahan Dinasti Ming. Hongwu sangat konsentrasi dalam penyusunannya, pada masa dinasti itu, baik budak maupun rakyatnya, semuanya dilindungi oleh hukum. Kaisar Hongwu, orangnya begitu toleran terhadap agama lain, sehingga beberapa Jenderal kepercayaannya yang turut andil membantu mendirikan Dinasti Ming seperti Chang Yuchun, Lan Yu, dan Feng Sheng adalah seorang suku Hui Muslim.

Permaisuri Ma

makam Kaisar Hongwu

Permaisuri Ma adalah seorang wanita yang bijak dan banyak berpengaruh dalam kehidupannya. Sebagian ada yang mengklaim kalau kematian Permaisuri Ma di tahun 1382 merupakan biang perubahan karakter Hongwu yang makin keras, tak terkendali dan tanpa pikir panjang menghukum mati seseorang walaupun cuma masalah sepele. Saat wafatnya Kaisar Hongwu di tahun 1398, tahtanya diambil alih oleh cucunya Zhu Yunwen karena putra sulungnya Zhu Biao mati muda pada tahun 1392. Untuk mencegah pengrusakan oleh musuh-musuh politiknya atau penjarahan makamnya, maka makam Kaisar Hongwu disembunyikan atau dirahasiakan dan baru diketahui dan ditemukan di masa Dinasti Qing yang berada di Gunung Zijin, Nanjing.


Post a Comment

2 Comments
* Tolong Jangan Ngespam Ya. Semua komentar akan ditinjau oleh Admin.
Post a Comment